Kamis, 09 Januari 2014

Sirwal Syar'i untuk Anda

Alhamdulillaah. Dalam dunia usaha, rasanya, menjadi sebuah kenikmatan tersendiri ketika dapat selalu menghadirkan produk baru. Apalagi, jika produk tersebut dapat diserap pasar dengan baik.

Demikian halnya dengan Embun. Kami menghadirkan kembali produk terbaru. Kami masih tetap istiqoomah mengusung visi dan misi produksi Embun untuk menghadirkan pilihan busana syar'i.

Kali ini, kami tawarkan kepada Anda sekalian produk sirwal. Sementara ini, ada tiga jenis bahan sirwal yang kami produksi. Ada bahan spandex. Kain ini mengandung unsur serat sintetis yang sangat lentur.  Jika disentuh dengan tangan atau lengan terasa adem. Kain ini tidak licin; dan warnanya ngedoff (tidak memantulkan sinar). Tersedia warna biru donker untuk bahan ini.



Jenis kedua adalah kain katun sintetis. Kain ini memiliki karakteristik katun yang dingin, tetapi ada campuran serat sintetisnya. Karena itu, karakteristik kainnya menjadi unik: ia adem, tetapi cukup lentur dan halus. Ada dua pilihan warna untuk jenis kain ini, yakni coklat tanah liat dan coklat susu.




Yang ketiga adalah jenis kain dengan karakteristik serat dan kekuatan mendekati jeans, dengan serat sedikit mengkilap. Serat benangnya cukup besar, sehingga terkesan kuat adalah kokoh. Sirwal ini cocok digunakan oleh mereka yang suka bekerja di lapangan. Ada dua pilihan warna yang tersedia untuk jenis kain ini, yakni abu-abu dan putih. Untuk warna putih, karakter seratnya lebih lembut dari sirwal yang berwarna abu-abu.



Sudah menjadi komitmen Embun untuk berusaha menyediakan busana syar'i dengan bahan sebaik mungkin dan nilai seekonomis mungkin. Selain itu, Embun memiliki komitmen untuk menyediakan produk berkualitas. Kualitas ini kami terjemahkan sebagai kerapihan dan kekuatan. Dalam hal ini, silakan Anda membuktikannya sendiri. ^_^

Sebagaimana yang sudah sudah, Embun juga tetap komitmen untuk memberikan service purna jual. Jika Anda adalah pengguna produk Embun, workshop kami terbuka bagi Anda untuk memperbaiki koleksi Embun yang Anda miliki. Jika produk lama Anda rusak (misal, sobek), atau Anda ingin mengubah ukuran (mengecilkan atau memotong yang terlalu panjang--yang tidak menambah bahan), silakan Anda datang ke workshop Embun, dan kami akan memperbaiki koleksi Anda secara cuma-cuma alias gratis.Syaratnya dua: pertama, label Embun (logo Embun berwarna hitam dari kain) yang dijahit sebagai identitas produk masih berada di tempatnya.Kedua, sepanjang Allooh masih beri kesempatan bagi usaha kami untuk terus berjalan. Silakan catat alamat workshop kami di halaman profil web ini.

Kami juga membuka diri bagi Anda yang ingin menjadi reseller produk-produk Embun. Dapatkan penawaran menarik kami. Bagi yang berminat, jangan ragu untuk telepon langsung bagian produksi kami di nomor: 0813 9870 3455 (Abu Nurul).


CATATAN:
Daftar Harga Sirwal di atas:

Dewasa
ukuran S: Rp65.000,-
ukuran M: Rp70.000,-
ukuran L: Rp75.000,-
ukuran XL: Rp80.000,-

Anak-Anak
ukuran S: Rp52.500,-
ukuran M: Rp55.000,-
ukuran L: Rp57.500,-
ukuran XL: Rp60.000,-

Semoga tawaran kami ini memperkaya pilihan Anda. Salam. (Abunnada)

Senin, 28 Januari 2013

Haji dan Umroh Rapi Bersama Embun



Mengunjungi baiitullooh Makkah Al Mukaaromah tentu menjadi saat-saat yang kita nantikan. Alangkah lebih menyenangkannya jika kita dapat hadir di rumah Allooh secara elegan.

Saat menghadap atasan, kita begitu memperhatikan penampilan. Mestinya, ketika hendak menghadap Alloohu Robbul 'Alamiin, kita jauh lebih memperhatikan lagi terhadap apa-apa yang kita kenakan.

Embun, in syaa Allooh, siap membantu mempersiapkan kebutuhan penampilan kelompok haji dan umroh Anda. Anda ingin sebuah desain khusus? In syaa Allooh, Embun siap merancangkannya.

Jangan ragu menghubungi hotline kami, walaupun sekadar bertanya dan mencari informasi. ^_^

Jumat, 25 Januari 2013

Seragam BMT Bina Insan Cita



Alhamdulillaah. Di tengah lesunya dunia industri garmen akibat hantaman kenaikan tarif dasar listrik dan selalu meroketnya harga kain, Embun masih dapat terus berdenyut melanjutkan produksi. Sungguh, bukan perkara mudah mengelola usaha kecil dengan modal pas-pasan di tengah kondisi ekonomi yang tidak bersahabat. Tanpa pertolongan Allooh, rasanya sulit bagi kami dapat bertahan hingga hari ini.

Pada permulaan tahun 2013 Miladiyah ini, kami mendapat order pembuatan seragam karyawan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Bina Insan Cita, sebuah lembaga keuangan mikro binaan ICMI. Ini adalah rizki Allooh yang sangat kami syukuri.

Pelanggan baru berarti tantangan baru. Sebab, setiap pelanggan hadir dengan karakter masing-masing yang unik. Dan berarti, ini membuat wawasan dan pengalaman, juga tantangan, kami bertambah.

Embun tak pernah berhenti menguji konsistensi prinsip usaha yang diyakini. Karena itu, dalam setiap proses pra produksi, akan selalu muncul dialog bagaimana mengompromikan selera pelanggan dengan prinsip dan idealisme Embun. Dialog itu minimal muncul dalam intern kami, para pengelola Embun.

Embun berusaha konsisten mengajak pelanggan untuk selalu memperhatikan kaidah-kaidah syar'i sebuah pakaian. Kami ajak pelanggan kami untuk membuat produk yang tidak hanya mendatangkan manfaat fungsional dan finansial semata, tetapi juga memiliki nilai syi'ar.

Alhamdulillaah, selama ini, belum pernah kami mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dua hal tersebut. Kami berharap, hal ini dapat berlangsung untuk seterusnya. In syaa Allooh. (Abunnada)


Senin, 01 Oktober 2012

Turn Over



Salah satu ujian merintis usaha, antara lain, turn over karyawan. Bisa saja kita anggap pergantian karyawan sebagai penyegaran. Namun, jika menilik sisi efisiensi proses produksi, maka itu bisa jadi merupakan pemborosan waktu dan tenaga.

Sebab, ketika kita telah merancang pembelajaran untuk kenaikan level kemampuan dan tanggung jawab karyawan, terpaksa hal itu terhenti karena karyawan yang bersangkutan pergi. Kita harus mengulang lagi dari dasar. Memulai kembali dari pengenalan standar produk dan seterusnya.

Pada mulanya, turn over terasa melelahkan. Rencana-rencana untuk pengembangan usaha terpaksa harus selalu disela dahulu oleh proses adaptasi dan pembekalan karyawan baru. Seringkali itu pun tidak berjalan mulus.

Jika orientasi kita hanya pada produksi, interaksi dan komunikasi hanya mengarah pada hal-hal yang menyangkut produksi, pembelajaran karyawan hanya menyangkut produksi an sich, jelas kita akan merasa rugi ketika karyawan pergi.

Namun, jika sejak awal kita menjalankan usaha dengan visi dan misi yang luas (melampaui sekadar produksi barang dan keuntungan), kita mungkin masih tetap dapat memperoleh masukan positif.

Kita muslim. Sudah semestinya mewarnai bisnis yang kita jalankan dengan nilai-nilai Islam yang kita anut. Contoh sederhana, misalnya, kita selalu memberhentikan kerja begitu terdengar adzan berkumandang. Lalu bersama-sama sholat berjama'ah di masjid. Menjunjung tinggi kejujuran serta berusaha selalu konsekuen terhadap janji pada costumer. Bekerja dengan teliti. Tidak menyia-nyiakan waktu....

Intinya, kita jadikan nilai-nilai Islami menjadi budaya perusahaan. Harapannya, hal ini dapat mewarnai pola kehidupan karyawan selama bekerja di perusahaan kita. Singkatnya, ada nilai tarbiyyah yang dapat kita jalankan.

Setiap muslim memiliki kewajiban menjadi muballigh, meski yang disampaikan hanya satu ayat. Dan salah satu strategi menjadi muballigh yang efektif adalah dengan keteladanan: konkrit dan aplikatif. Hal ini, dapat kita coba leburkan dalam pengelolaan sebuah bisnis.

Dengan demikian, turn over karyawan tidak lagi menjadi sesuatu yang perlu kita cemaskan. Ada nilai-nilai yang kita harapkan dapat menjadi bagian dari pembelajaran bagi karyawan tersebut. Mudah-mudahan, itu melekat menjadi kebiasaan yang akan dia tularkan pada tempat barunya. Semoga itu Allooh catat sebagai 'amal jariyah. (Abunnada)

Sabtu, 09 Juni 2012

Passion



Meniti sebuah usaha mirip dengan memasuki sebuah lorong yang tak kita ketahui ujungnya.Seperti apa pemandangan di ujung lorong sana? Indah, kah? Atau, tragis kah?

Demikian juga usaha. Kita tak pernah tahu bagaimana ujung perjalanan kita. Sukses, kah? Atau gagal?

Bisa jadi, kita memiliki segudang prediksi. Kita memiliki setumpuk konsepsi. Perhitungan kita di atas kertas sangat logis dan matang. Tapi, apakah semua itu dapat menjamin bahwa kita akan sukses? Bagaimanapun, prediksi, konsepsi, dan perhitungan bukan kenyataan.

Bagaimana rasanya memasuki lorong yang tak pernah kita ketahui ujungnya? Pada mulanya, mungkin kita senang. Sebab, bisa jadi, itu adalah pengalaman baru.

Namun, semakin lama, semakin lama, semakin lama, bisa jadi kita akan bertanya-tanya juga. Di mana lorong ini akan berakhir? Jenuh. Begitulah biasanya perasaan yang akan muncul di tengah situasi yang monoton dan  harapan yang tak kunjung sampai.

Di sinilah nasihat yang nyaris menjadi klise ini menjadi penting: bikinlah usaha yang memang kita kuasai dan senangi. Intinya, usaha yang memang menjadi passion kita. (Abunnada)

Minggu, 20 Mei 2012

Modal Usaha




Siapapun yang sedang merintis usaha akan sepakat bahwa uang adalah modal yang sangat penting. Bahkan, sebagian orang menganggapnya sebagai yang terpenting.

Menurut saya, uang memang penting, tapi bukan yang terpenting. Ada yang lebih penting dari uang dalam memulai usaha, yakni komitmen. Apapun jenis usahanya, komitmen adalah nomor satu.

Siapa memiliki komitmen tinggi, dia punya harapan untuk berkembang. Sebab, komitmen mendorong munculnya stamina dan ketabahan dalam mengarungi dunia usaha.

Komitmen muncul bisa karena faktor bawaan karakter. Karakter terbentuk, selain karena faktor genetik, juga karena faktor pendidikan. Oleh karena itu, komitmen dapat lahir karena adanya kesadaran yang didapat melalui proses belajar.

Salah satu faktor penting yang menggerakkan komitmen dalam merintis suatu usaha adalah cita-cita. Membangun usaha tanpa cita-cita yang jelas, hanya akan membuang-buang waktu. Cita-cita tanpa strategi, hanya angan-angan kosong. Strategi tanpa komitmen, itu basa basi saja.

Lalu, di mana posisi uang sebagai modal usaha?

Uang adalah pelumas, unsur yang memperlancar putaran roda usaha. Uang memang harus ada, tapi tak selalu harus sebanyak perhitungan kita.

Pada umumnya, kita terlalu fokus pada usaha utama yang ingin kita bangun. Ketika, di atas kertas, modal uang yang kita butuhkan ternyata sangat besar dan kita tak memilikinya, maka kita buang rencana usaha itu. Sebab, kita pikir, bagaimana mungkin membangun usaha ini jika tak ada uang sebanyak itu?

Padahal, bisa jadi, sebenarnya kita memiliki uang. Namun, jumlahnya tak mencapai besaran modal yang kita rencanakan. Jika komitmen kita cukup besar dan strategi kita cukup matang, uang yang ada itu bisa kita olah menjadi batu loncatan.

Kita tetap pegang komitmen akan membangun usaha utama itu. Namun, karena tak dapat langsung melompat ke posisi yang kita idam-idamkan, maka kita mulai dengan membangun batu loncatannya.

Tak masalah batu loncatan itu kecil, asal ia dapat kita jadikan pijakan menuju posisi usaha yang kita rencanakan. Proses ini pasti perlu waktu. Karena itu, mutlak dibutuhan komitmen tinggi agar dapat istiqoomah.

Bagi yang tidak sabar, tahapan strategi seperti ini tentu akan dirasa terlalu lama. Lebih mudah baginya menempuh jalan berhutang. Sebagian orang menganggap wajar berhutang dalam membangun dan menjalankan sebuah usaha. Itu pilihan mereka.

Kita, kaum muslimin, yang diajari oleh Muhammad Rosuulullooh untuk memohon pada Allooh agar dibebaskan dari hutang, mestinya menempuh jalan yang lain. Musyarokah dengan sistem bagi hasil dapat menjadi alternatif membangun usaha.

Modal dasar musyarokah adalah kepercayaan. Lagi-lagi, di sini, komitmen menjadi unsur yang sangat penting untuk menegakkan kepercayaan dalam sebuah kerja sama.

Uang yang minim tapi berpadu dengan strategi yang bagus dan komitmen yang tinggi memiliki peluang besar untuk berkembang. Walloohu Ta'aalaa a'lam.

Ide tulisan ini saya bangun dari serpihan pencerahan orang-orang yang sukses membangun usaha mereka. Selain itu, juga dari pengalaman pribadi selama merintis usaha. Semoga menjadi inspirasi buat saya dan Anda.(Abunnada)

Jumat, 18 Mei 2012

Memilih Pakaian yang Indah

Sambungan dan jahitan adalah unsur penting dalam pakaian.
Keindahan sebuah pakaian sebenarnya tidak hanya terletak pada motif, warna, dan modelnya. Ada unsur lain yang juga berperan membangun keindahan pakaian, misalnya jahitan.

Bicara keindahan seringkali terbentur pada ukuran-ukuran yang subjektif. Begitu pun dalam soal keindahan pakaian.Pertimbangan seseorang membeli pakaian lebih didominasi rasa suka daripada pertimbangan lain.

Jika kita mau sedikit lebih teliti, ketika memilih pakaian, mestinya kita perhatikan juga soal jahitan. Jahitan yang bagus bukan hanya jahitan yang kuat, tetapi juga jahitan yang indah.

Presisi tegak lurus dan kesejajarannya.
Jahitan yang indah bukan jahitan yang dibuat meliuk-liuk membentuk formasi hiasan. Jahitan yang indah dalam selembar pakaian adalah jahitan yang presisi.

Jika sedang menjahit lipatan lengan, maka jahitan itu mengambil jarak yang tepat dari lipatan tersebut. Tidak terlalu lebar, tidak terlalu sempit.

Jika sedang menjahit saku tempel yang bagian bawahnya melengkung, maka benang jahit itu tertanam rapi mengikuti lengkung saku dalam jarak yang sama. Tidak kadang terlalu mepet tepi, kadang terlalu menjorok masuk.

Presisi dalam mengikuti bentuk bidang dan sambungan motif.
Singkat kata, jahitan yang presisi bukan hanya jahitan yang lurus rapi, tapi juga memiliki komposisi yang tepat terhadap bidang jahit (kain).

Selain jahitan yang presisi, cara menyambung bagian-bagian pakaian pun perlu diperhatikan. Sambungan dan lipatan adalah titik rawan sebuah pakaian.

Penjahit yang kejar tayang seringkali ceroboh dalam menyambung dan melipat. Hal ini terlihat dari munculnya kerutan kain.

Ujung lengan dan badan, juga sambungan pundak adalah titik rawan kerutan.
Kerutan kain muncul minimal karena dua hal: 1) karena saat menjahit, si penjahit tidak membentangkan kain dengan tepat; 2) karena adanya selisih ukuran antarbagian yang akan disambung.Poin yang kedua ini letak masalahnya ada pada pembuat dan pemotong pola pakaian.

Jahitan dan sambungan adalah dua hal kecil dari rangkaian proses membuat pakaian. Tapi, dua hal kecil ini jika diabaikan bisa merusak keindahan sebuah pakaian.

Kerutan pada sambungan bisa dicegah dengan ukuran dan bentuk pola yang presisi.
Sebab, pakaian dengan adanya kerutan pada bagian-bagian sambungan dan lipatan akan membuatnya terlihat murahan. Karena itu, jadilah Anda konsumen yang teliti. Jadikan faktor presisi sebagai salah satu pertimbangan ketika hendak membeli pakaian. (Abunnada)