Senin, 01 Oktober 2012

Turn Over



Salah satu ujian merintis usaha, antara lain, turn over karyawan. Bisa saja kita anggap pergantian karyawan sebagai penyegaran. Namun, jika menilik sisi efisiensi proses produksi, maka itu bisa jadi merupakan pemborosan waktu dan tenaga.

Sebab, ketika kita telah merancang pembelajaran untuk kenaikan level kemampuan dan tanggung jawab karyawan, terpaksa hal itu terhenti karena karyawan yang bersangkutan pergi. Kita harus mengulang lagi dari dasar. Memulai kembali dari pengenalan standar produk dan seterusnya.

Pada mulanya, turn over terasa melelahkan. Rencana-rencana untuk pengembangan usaha terpaksa harus selalu disela dahulu oleh proses adaptasi dan pembekalan karyawan baru. Seringkali itu pun tidak berjalan mulus.

Jika orientasi kita hanya pada produksi, interaksi dan komunikasi hanya mengarah pada hal-hal yang menyangkut produksi, pembelajaran karyawan hanya menyangkut produksi an sich, jelas kita akan merasa rugi ketika karyawan pergi.

Namun, jika sejak awal kita menjalankan usaha dengan visi dan misi yang luas (melampaui sekadar produksi barang dan keuntungan), kita mungkin masih tetap dapat memperoleh masukan positif.

Kita muslim. Sudah semestinya mewarnai bisnis yang kita jalankan dengan nilai-nilai Islam yang kita anut. Contoh sederhana, misalnya, kita selalu memberhentikan kerja begitu terdengar adzan berkumandang. Lalu bersama-sama sholat berjama'ah di masjid. Menjunjung tinggi kejujuran serta berusaha selalu konsekuen terhadap janji pada costumer. Bekerja dengan teliti. Tidak menyia-nyiakan waktu....

Intinya, kita jadikan nilai-nilai Islami menjadi budaya perusahaan. Harapannya, hal ini dapat mewarnai pola kehidupan karyawan selama bekerja di perusahaan kita. Singkatnya, ada nilai tarbiyyah yang dapat kita jalankan.

Setiap muslim memiliki kewajiban menjadi muballigh, meski yang disampaikan hanya satu ayat. Dan salah satu strategi menjadi muballigh yang efektif adalah dengan keteladanan: konkrit dan aplikatif. Hal ini, dapat kita coba leburkan dalam pengelolaan sebuah bisnis.

Dengan demikian, turn over karyawan tidak lagi menjadi sesuatu yang perlu kita cemaskan. Ada nilai-nilai yang kita harapkan dapat menjadi bagian dari pembelajaran bagi karyawan tersebut. Mudah-mudahan, itu melekat menjadi kebiasaan yang akan dia tularkan pada tempat barunya. Semoga itu Allooh catat sebagai 'amal jariyah. (Abunnada)